watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
hadiah istimewa dari mama

perkenalkan namaku Toni. Well, langsung saja
kali ya. Ceritaku ini bermula kira-kira 5 tahun
yang lalu. Saat itu umurku masih 16 tahun,
yaah mendekati 17 tahun. Aku ingat betul
karena ceritaku ini terjadi berdekatan dengan
ulang tahunku, dan mungkin sedikit
berhubungan dengan ulang tahunku itu.
Hari itu adalah tepat satu hari sebelum hari
ulang tahunku yang ke 17. Saat itu aku dan
Mamaku sedang makan malam berdua. Oh iya
ada yang hampir kulupakan. Sejak umur 15
tahun aku tinggal berdua dengan Mamaku.
Orangtuaku bercerai ketika aku berumur 15
tahun. Dan aku memilih untuk ikut Mama. Entah
kenapa tapi sejak kecil aku memang lebih dekat
ke Mama. Mungkin karena Mama sangat sayang
kepadaku.
Aku dan Mama tinggal di sebuah rumah yang
lumayan besar. Maklumlah, Kakekku (dari pihak
Mama) adalah pengusaha yang sangat sukses.
Dan Mama adalah penerusnya. Oh iya sebagai
gambaran, saat itu Mamaku masih berusia 33
tahun. Hari ulang tahun Mama terpaut dua
minggu dari hari ulang tahunku. Mama
mempunyai wajah yang sangat cantik. Berkulit
kuning langsat yang menambah kecantikannya.
Dengan tinggi dan berat sekitar 165 cm dan 45
kg membuat Mama terlihat sangat ideal.
Sedangkan buah dada Mama kuperkirakan
berukuran 36 yang nantinya ternyata terbukti
perkiraanku salah.
Kembali ke cerita awal. Pada saat asyik-asyiknya
aku melahap makan malamku, Mama tiba-tiba
berkata, "Ton, besok kamu kan ulang tahun."
Aku yang lagi enak-enaknya makan sih hanya
mengangguk saja. Melihat aku yang tidak begitu
menanggapinya, Mama berkata lagi, "Kalo
Mama nggak salah umurmu udah 17 tahun
kan?"
Dan seperti tadi, aku pun hanya mengangguk-
angguk saja sambil tetap melahap makanan di
depanku.
"Ton, Mama ingin ulang tahunmu besok
menjadi ulang tahun yang berkesan buatmu.
Jadi kamu boleh meminta kado apa saja yang
kamu mau."
Aku yang mulai tertarik dengan ucapan Mama
pun bertanya, "Apa saja Ma..?"
"Iya, apa saja yang kamu mau," jawab Mama.
Dengan hati-hati aku bertanya lagi, "Ma, Toni
kan udah gede."
"Betul, Mama tau itu. Lalu..?" tanya Mama penuh
selidik.
"Toni rasa udah waktunya Toni tau yang
namanya... seks," kataku dengan hati-hati.
Kulihat Mama agak terkejut dengan perkataanku
barusan. Tapi setelah dapat menguasai keadaan,
Mama pun tersenyum sambil bertanya, "Apa
nggak ada kado lain yang lebih kau inginkan dari
pada itu, Ton..?"
"Tadi Mama bilang boleh minta apa saja, kok
sekarang jadi menolaknya. Kalo Mama nggak
mau ya udah. Beri aja Toni kado sweater atau
baju seperti ulang tahun Toni yang udah-udah."
kataku dengan wajah agak muram.
"Wow, tunggu dulu donk Sayang. Kan Mama
belon bilang mau apa nggak. Jadi jangan
ngambek dulu donk." kata Mama dengan wajah
sabar.
"Jadi... boleh nggak, Ma..?" tanyaku dengan
tidak sabar.
"Setelah Mama pikir, bolehlah. Buat anak tercinta
sih apa saja boleh kok Sayang.." jawab Mama.
"Terima kasih Ma. Toni sayang banget sama
Mama." jawabku dengan antusias.
Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Seperti
malam kemarin, aku dan Mama lagi makan
malam berdua. Malam itu Mama terlihat cantik
sekali.
Mama tiba-tiba berkata, "Ton, kamu udah siap
menerima kado istimewamu..?" tanya Mama
dengan tersenyum manis.
Aku yang memang sudah tidak sabar langsung
saja menjawab, "Ya jelas siap donk, Ma."
Setelah selesai makan Mama menggandengku
ke ruang televisi.
"Duduk di sini Sayang. Tunggu sebentar ya..!"
kata Mama sambil menyuruhku duduk di
permadani.
Mama lalu masuk ke kamarnya. Tidak lama
kemudian Mama keluar dari kamar. Aku
terkejut, karena sekarang Mama hanya
memakai baju tidur yang sangat seksi dan
menonjolkan setiap lekuk tubuhnya. Di
tangannya, Mama memegang beberapa buah
CD. Mama lalu menuju ke VCD player lalu
memasang CD yang dibawanya.
Setelah diputar, ternyata itu adalah VCD XXX,
VCD yang pertama kuingat berjudul
'ChowDown'. Setelah duduk di sebelahku,
Mama memandangiku sambil berkata, "Kamu
udah siap Ton..?" tanya Mama.
"Udah dari tadi Ma." jawabku.
Mama pun mendekatkan wajahnya ke wajahku.
Lalu sedetik kemudian Mama mulai mencium
bibirku. Dengan refleks aku pun membalas
ciumannya. Dan tidak lama kedua lidah kami
pun bertautan.
"Mmmh.. mmhh.. mmm.." hanya desahan
saja yang terdengar kini dengan diiringi
desahan-desahan dari film yang diputar di TV.
Aku memeluk Mama erat-erat sambil tetap
berciuman. Mama pun terlihat sudah sangat
terangsang.
Tidak lama tanganku pun mulai menggerayangi
tubuh Mama. Tangan kiriku mulai meremas-
remas payudara Mama dari luar baju tidurnya.
Sedangkan tangan kananku mulai meraba-raba
selangkangan Mama.
"Ahh..!" teriak Mama ketika tanganku
menyentuh vaginanya.
Setelah sekitar 20 menit kami saling berciuman
dan saling meraba, Mama melepaskan pelukan
dan ciumannya. Lalu Mama menuntun
tanganku untuk membuka bajunya. Tanpa
diminta dua kali, tanganku pun mulai beraksi
melepas baju tidur Mama dari tubuhnya.
Sekarang Mama hanya memakai BH dan celana
dalam saja. Mama tersenyum padaku lalu
mendekatiku. Dan tidak lama, tangan Mama
mulai berusaha melepas pakaian yang
kukenakan. Aku hanya menurut saja
diperlakukan begitu. Dan kini pun hanya tinggal
CD saja yang melekat di tubuhku.
Dengan tubuh yang sama-sama setengah
telanjang, aku dan Mama kembali berpelukan
sambil berciuman. Hanya desahan saja yang
terdengar di ruangan. Lalu perlahan tanganku
membuka kaitan BH Mama. Melihat aku yang
kesulitan membuka BH-nya, Mama tersenyum,
lalu tangannya membantuku membuka BH-
nya. Sekarang buah dada Mama yang indah itu
pun terpampang jelas di depanku.
"Tetek Mama gede banget sih. Toni suka deh,"
kataku sambil meraba payudara Mama.
"Jangan diliatin aja donk Sayang..! Dijilat dan
disedot donk Sayang..!" pinta Mama.
Tanpa dikomando dua kali, aku langsung saja
menjilati payudara Mama yang sebelah kanan.
Sedangkan tangan kananku meremas-remas
payudara Mama yang sebelah kiri.
"Aahh... Ohhh... fuck..!" teriak Mama ketika
buah dadanya kujilat dan kusedot-sedot.
Secara bergantian payudara Mama kusedot dan
kujilati, sedangkan tangan kanan Mama
meremas-remas batang penisku dari luar CD-
ku. Dan tanpa sadar, Mama berusaha
melepaskan CD-ku. Aku pun tidak mau kalah.
Setelah puas menggarap payudara Mama yang
besar itu, aku pun berusaha melepaskan CD
Mama. Melihat kelakuanku yang tidak mau
kalah, Mama hanya tersenyum saja. Sesaat
kemudian kami berdua sudah telanjang bulat.
Aku hanya dapat menelan ludah melihat tubuh
indah Mama. Di selangkangan Mama, terlihat
bulu-bulu yang tertata rapi membentuk segitiga.
"Ton, kontol kamu gede bauanget," kata Mama
takjub melihat batang penisku yang sudah
menegang.
"Masa sih Mam..?" tanyaku seakan tidak
percaya, "Tapi tetek Mama juga gede kok.
Emang tetek Mama itu ukuran berapa..?"
tanyaku lagi.
"Ukuran 38B, emang kenapa si Ton. Kamu suka
kan..?" tanya Mama.
"Ya jelas donk Mama sayang, mana mungkin
Toni nggak suka." jawabku, dan tanganku
kembali meremas payudara Mama sambil
menggigitnya.
"Aauww..!" teriak Mama, "Kamu nakal Sayang,
masa tetek Mama digigit..?" kata Mama manja.
"Ma'af, Ma. Toni nggak sengaja." jawabku
sekenanya.
"Nggak apa-apa kok Sayang, Mama suka kok.
Kamu boleh memperlakukan Mama sesukamu."
kata Mama sambil tangan kanannya masih
meremas-remas kemaluaku.
Dan tidak lama Mama pun berjongkok, lalu
tersenyum. Mama mendekatkan wajahnya ke
kemaluanku, lalu mulai mengeluarkan lidahnya.
"Uuhh... aahh... enak Mam..!" aku berteriak
ketika lidah Mama mulai menyentuh kepala
penisku.
Mama masih menjilati penisku, mulai dari
pangkal sampai ujung kepala penisku. Dan
kedua bijiku pun tidak terlewatkan oleh lidah
Mama. Aku hanya memejamkan mata sambil
mendesah-desah memperoleh perlakuan
seperti itu.
Setelah sekitar sepuluh menit, aku merasa
kemaluanku berada di sebuah lubang yang
hangat. Aku pun membuka mataku dan melihat
ke bawah. Ternyata sekarang separuh penisku
sudah masuk ke mulut Mama.
"Aahh... oohh.. yeeahh.. enaakk ba..nget Maa..!"
teriakku lagi.
Kuperhatikan penisku diemut-emut oleh Mama
tanpa mengenai giginya sedikit pun. Lidah
Mama bergerak-gerak dengan lincah seperti
ular.
Dan sekarang kulihat Mama menyedot-nyedot
bulu kemaluaku seperti mau dikeramasi.
"Maaa... enak Maa..!" aku hanya dapat berteriak.
Aku merasa ada yang mau keluar dari penisku,
aku tidak tahan lagi, dan seerr.. Aku kaget juga,
kupikir yang keluar tadi adalah sperma, tapi
tidak tahunya adalah air kencingku yang
menyembur sedikit.
"Wah, ma'af Ma. Toni nggak sengaja." kataku
buru-buru dengan napas yang masih terengah-
engah.
Tapi apa yang terjadi, Mama malah menjilati air
kencingku yang berleleran. Gila.., sensasi yang
kurasakan sangat luar biasa. Dan tiba-tiba Mama
menarik tanganku dan mengajakku ke kamar
mandi. Kamar mandi kami dapat dibilang
sangat besar dan mewah. Sudah itu wangi lagi.
Mama menuntunku menuju jacuzi, lalu Mama
pun berlutut lagi. Batang penisku dikocok-kocok
di depan wajahnya, terus disedot-sedot seperti
makan es krim.
"Ayo Sayang..! Sekarang kencingi Mamamu
ini..!" kata Mama.
Aku kaget juga. Tapi aku memang sudah tidak
tahan lagi ingin kencing. Aku pun mengerahkan
semua tenaga untuk kencing. Kulihat mulut
Mama menganga dan lidah Mama seperti ular
menelusuri kepala penisku.
Dan ketika kulihat mulut Mama tepat di depan
batang penisku, "Maa.., Toni mo pipiis..!"
teriakku.
Kulihat air kencingku menyembur kencang
sekali dan seerr.., masuk ke dalam mulut
Mama.
Kuperhatikan mata Mama merem sambil
mulutnya terus menganga menerima siraman
air kencingku. Kepalang tanggung, akhirnya
kumasukkan juga penisku ke mulut Mama
sehingga air kencingku memancar dan muncrat
keluar lagi berleleran di tubuh telanjang Mama.
"Enak nggak Ma..?" tanyaku setelah aku selesai
kencing.
Mama memandangku dengan manja,
sedangkan mulutnya masih mengulum batang
kemaluanku.
Setelah itu kedua bijiku pun dijilatinya.
"Kamu mau tau rasanya, Ton..?" tanya Mamaku
setelah melepaskan kulumannya dari penisku.
"Boleh aja, Ma." jawabku penuh semangat.
Mama lalu menyuruhku tidur telentang di lantai
kamar mandi. Aku mengikuti saja perintah
Mama.
Mama lalu berdiri dengan kedua kakinya berada
di kiri kanan kepalaku. Dan sesekali kakinya
digosok-gosokkan ke wajahku. Dan meskipun
ada air kencingku yang berleleran di kaki Mama,
aku tidak merasa jijik untuk menjilati kaki Mama.
Setelah itu Mama perlahan-lahan mulai jongkok.
Kuperhatikan pantat seksi Mama mulai
mendekati wajahku. Aku menunggu dengan
sabar sampai sesaat vagina Mama benar-benar
berada tepat di atas mulutku.
Lubang kemaluan Mama terlihat sudah berlendir
bertanda Mama sudah terangsang. Kujilati
lubang kemaluan dan lubang anusnya secara
bergantian. Mama menguakkan bibir vaginanya
secara perlahan sampai-sampai aku dapat
melihat lubang kemaluannya mengembang.
"Mama mau kencing nih. Minuumm.. Sayang..!"
Mama merintih dengan sangat keras.
Seerr.., dari lubang kencing Mama memancar
cairan yang bening dan panas sekali, masuk ke
mulutku dengan deras.
Entah karena sudah nafsu atau karena apa,
kutelan saja cairan yang rasanya asin dan agak
pahit yang keluar dari kemaluan Mama. Suara
erangan kepuasan menggema di dalam kamar
mandi itu.
"Bagaimana rasanya Sayang, enak bukan..?"
tanya Mama sambil matanya terpejam
menahan nikmat karena vaginanya kujilat-jilat.
"Enak banget, Ma." jawabku singkat.
Setelah itu Mama berdiri lalu duduk di
sebelahku. Kedua kakinya dikangkangkan
sehingga aku dapat melihat vaginanya dengan
jelas.
"Sayang, sekarang kamu jilatin memek Mama
ini..!" kata Mama sambil menunjuk ke arah
vaginanya.
Setelah itu Mama tidur telentang di lantai kamar
mandi. Aku langsung saja menuju bagian
bawah pusar Mama. Kudekatkan wajahku ke
vagina Mama, lalu kukeluarkan lidahku dan
mulai menjilati vaginanya.
"Ahh... fuuckkk.. yeaahh.. shiitt... hisapnya
itilnya Sayang..!" Mama hanya dapat meracau
saat kujilati vagina dan klitorisnya kuhisap-hisap.
"Ohhh... Aahh.. fuuck... mee... yeaaahh...
masukin kontolmu sekarang Sayang..! Mama
udah nggak tahan..!" pinta Mama memohon.
Aku pun perlahan bangun dan mensejajarkan
tubuhku dengan Mama. Kugenggam batang
penisku, lalu perlahan-lahan kudorong pantatku
menuju vagina Mama.
Ketika memasuki liang senggamanya, Mama
berteriak-teriak, apalagi ketika separuh penisku
mulai menelusuri dinding vaginanya. Baru
pertama kali aku merasakan kenikmatan yang
luar biasa seperti ini. Rasanya seperti diurut-
urut, enak seperti dielus-elus daging basah dan
kenyal.
"Aahhkk enak se..kali.. Sayang..! Fuuuck... me..
hardeer.. honey..!" jeritan Mama memenuhi
kamar mandi.
Setelah sekitar 10 menitan, aku mencabut
batang kemaluanku dari lubang vagina Mama.
Mama terlihat sangat kecewa ketika aku
melakukan itu. Dan tidak lama kemudian aku
meminta Mama untuk berganti posisi. Kuminta
Mama untuk menungging. Lalu dari belakang
kuremas-remas pantat Mama yang semok itu.
Lalu kuarahkan batang penisku ke bibir vagina
Mama. Setelah kurasa tepat, lalu kusetubuhi
Mama dari belakang dengan doggie style.
"Aduhh... enak... sekali Sayang..! Kamu...
pin..tarr... Sayang..!" jerit Mama ketika
kusetubuhi dari belakang.
Sedangkan aku pun tidak kalah hebohnya dalam
berteriak, "Maaa... memek.. nya.. e..naak..!"
Rupanya gaya itu membuat Mama sudah tidak
tahan lagi, sehingga sesaat kemudian, "Sayang
Mama mau sam..paai... Aahhh..!"
Mama berteriak keras sekali, dan aku yakin kalau
kami tidak berada di rumah itu, orang lain pasti
mendengar teriakan Mama.
Aku merasakan penisku seperti disiram cairan
hangat. Walau kusadari Mama sudah mencapai
puncaknya, aku tetap saja memompa batang
penisku di dalam vagina Mama. Malah semakin
giat karena sekarang liang Mama sudah licin
oleh cairan Mama.
Dan tidak lama, "Maa... Toni.. mau sampaaii
nih..!" kataku ketika aku merasa mau orgasme.
"Cabut kontolmu Sayaang..!" perintah Mama.
Segera saja batang kemaluanku kucabut dari
liang Mama yang masih menungging.
Mama lalu berbalik kepadaku dan memegang
batang penisku. Lalu dibukanya mulutnya dan
Mama pun mulai mengulum kemaluanku.
"Aahh... oohhh..!" hanya desahan itu yang
keluar dari mulutku.
Dan, creet.. croott... crot..! air maniku
menyemprot sebanyak sepuluh kali ke dalam
mulut Mama. Mama tidak langsung menelan
spermaku, melainkan memainkan spermaku di
dalam mulutnya seperti orang yang sedang
berkumur. Dan sebelum ditelan, Mama
membuka mulutnya dan menunjukkan
spermaku yang ada di dalam mulutnya itu.
Baru setelah itu pejuku ditelan sampai habis.
Belum selesai sampai di situ, Mama menjilat-jilat
batang penisku dan membersihkan sisa sperma
yang masih menempel di kemaluaku. Rasanya
ngilu, nyeri plus gimana gitu. Setelah itu kami
berdua menuju ke ruang TV. Aku dan Mama
duduk bersebelahan dalam keadaan telanjang
bulat.
"Bagaimana kadonya, Ton..?" tanya Mama
ketika sudah agak tenang.
"Luar biasa, Ma. Nggak ada kado yang sehebat
tadi. Terima kasih, Ma." sahutku.
"Mama bahagia kalo kamu puas. Sebenarnya
Mama juga menginginkannya kok." jawab
Mama.
"Lalu kenapa Mama nggak minta ke Toni..?"
tanyaku lagi.
"Iya ya, kalo tau kamu punya kontol segitu
gedenya Mama pasti udah minta sejak dulu.
Tapi nggak apa-apa kok, kan belon terlambat.
Betul kan..?" sahut Mama sambil tersenyum
manis padaku.
"Iya Ma. Tapi Ma, setelah ini masih ada ronde
selanjutnya kan..?" tanyaku.
"Kalo kamu masih kuat, ya pasti donk
Sayang..!" jawab Mama manja.
"Toni sayang banget sama Mama," kataku.
"Mama juga sayang banget sama Toni." jawab
Mama.
Setelah berisrirahat secukupnya, kami berdua
melanjutkan persetubuhan kami sampai jam
dua pagi. Setelah itu kami berdua tidur dalam
keadaan telanjang bulat. Dan keesokan harinya
aku dan Mama, yang kebetulan lagi tidak masuk
kerja, berada di rumah dalam keadaan telanjang
bulat selama sehari penuh. Dan tidak terhitung
berapa kali kami bersetubuh. Sampai sekarang
aku masih tinggal dengan Mama dan masih
setia menyetubuhi Mama setiap hari, selama
Mama tidak haid.
Itu adalah hadiah ulang tahun yang paling
berkesan dalam hidupku. Bagi pembaca cewek
yang ingin berkenalan, silakan kirim e-mail.
Saya akan membalas setiap e-mail yang masuk
asal bukan e-mail yang sekedar iseng. Terima
kasih kepada 17tahun.com yang sudah memuat
pengalaman saya.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/1747
U-ON

inc Powered by Xtgem.com